Misteri Kematian

Artoriuspinem
2 min readOct 7, 2020

Kematian menurut definisi umum adalah akhir dari kehidupan, atau ketiadaan nyawa dalam organime biologis. Ada banyak teori-teori mengenai kematian dan apa yang terjadi selanjutnya, mulai dari teori sains maupun agama. Ada yang berpendapat bahwa orang yang telah meninggal akan bereinkarnasi dan terlahir kembali, ada yang berkata bahwa roh dari orang yang telah meninggal akan naik ke surga, namun ada juga ada yg berkata bahwa kematian adalah ujung dari kehidupan baik fisik maupun rohani. Meskipun belum ada pembuktian pasti akan kebenaran teori-teori ini, namun setidaknya kita secara personal pasti memiliki atau mempercayai minimal satu dari sekian banyak teori mengenai apa yang akan terjadi setelah ajal tiba.

Sampai saat ini kematian memang masih menjadi misteri ilahi. Dan kita sebagai manusia umumnya lebih mempersiapkan diri untuk menyambut kelahiran dibandingkan kematian. Manusia lebih antusias dalam membahas kelahiran dan enggan untuk memikirkan kematian, padahal kematian adalah akhir perjalanan dari kehidupan. Apabila kita analogikan terhadap buku, maka kematian ibarat lembar terakhir dari sebuah buku yang ditutup dengan kata “tamat”.

“Perasaan dia kemarin masih sehat-sehat saja.”

“Lah, bukannya beliau rajin berolahraga?”

“Setahu saya beliau pola hidupnya sehat? Kok bisa cepat sekali ya.”

Pertanyaan dan pernyataan ini kerap kali kita dengar disebuah pembicaraan disaat ada seorang yang telah meninggal dunia. Pola hidup sehat dan rajin berolahraga memang baik untuk tubuh, dan mampu membuat kita terhindar dari berbagai macam penyakit. Namun semua itu tidak bisa menjamin umur seseorang.

Beberapa tahun yang lalu, ayah dari salah seorang teman saya dipanggil oleh Tuhan. Tanpa pertanda, tanpa gejala, dan secara tiba-tiba. Saat saya berkunjung ke rumah duka, saya mendengar sebuah perbincangan beberapa orang yang hadir disana membahas mengapa beliau bisa meninggal secara mendadak, tanpa sakit maupun keluhan. Sejenak saya berpikir kalau memang Tuhan itu ada, maka kejam sekali ia mengambil seorang ayah dari 4 orang anak yang bahkan belum terhitung dewasa. Namun saya tersadar, bukan Tuhanlah yang kejam. Melainkan ciptaannya, yaitu waktu. Waktu merupakan rival terbesar kita yang dapat mendahului kita kapan saja. Ia tidak mengenal keadaan, ia tidak mengenal ampun, ia tidak mengenal siapa kamu, dan ia tidak menunggu. Oleh karena itu, manfaatkanlah waktu dengan sebaik mungkin. Jangan pernah ragu untuk melakukan sesuatu yang kita impikan, dan jangan pernah menunda-nunda untuk melakukan hal-hal yang kita inginkan.

Karena kematian akan selalu menjadi misteri dan tanda tanya terbesar dalam kehidupan. Kita tidak tau kapan ia akan datang, dan kita tidak akan bisa pula menghindarinya. Yang bisa kita lakukan hanyalah menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. Sehingga apabila waktunya telah tiba, kita dapat mengakhiri perjalanan dari kehidupan kita masing-masing dengan apik.

--

--