Catatan Perjalanan
Dimana aku harus berpijak disaat tak ada satupun hal yang dapat ku percaya?
Bahwa kehidupan bagaikan labirin yang tak akan pernah bisa ku pahami
Tiap lorongnya menawarkan ancaman dan memberikan pertanyaan
Kebebasan sejatinya tak punya makna, sebab bagaimana bisa kau menamai itu pilihan disaat jalur-jalur sudah lebih dulu terbentuk?
Aku tak pernah tau persis darimana aku masuk, sebab yang ku tau adalah ketika aku sadar – aku sudah terkungkung oleh tanaman lebat yang siap melukai tubuhku dengan duri-durinya
Di tengah malam bunga mekar, namun ia sudah lebih dulu layu sebelum mentari datang menyambut keindahannya
Aku tidak mengerti permainan macam apa ini, semua tampak semu dan tak satu pun dapat diandalkan
Baik matahari maupun bulan tidak dapat selalu hadir
Awan pun terlalu tinggi untuk ku gapai
Burung-burung sesekali menyentuh tanah, tapi hanya untuk makan
Terkadang aku berkhayal, seperti melihat diriku melintas di persimpangan jalan, namun hantu itu hanya berlalu dan tak pernah menemani perjalananku
Langkahku tergopoh, diiringi hujan yang membasahi kepala, kedinginan menusuk hingga ke tulang. Akan tetapi air tersebut menghidupkan bunga, dan bunga menghidupi makhluk
Aku tak tau sudah berapa lama aku terjebak dalam labirin ini, dan entah sampai kapan
Bosan ku rasa, tapi apa memang yang benar-benar kupahami?
Siapa yang menunggu di ujung perjalanan ini?
Atau, apa mungkin aku tidak akan pernah melihat jalan keluar?
Sayangnya, aku tak mampu menjelajahi seluruh ruang dalam arena
Lorong ambiguitas hanya dapat dilalui dengan penerimaan, bahwa ini yang seada-adanya dan inilah yang ku jalani
Untuk apa juga kabur dan berlari?
Apa gunanya lebih cepat sampai ke antah berantah?
Waktu terus berjalan, dan setiap detik adalah proses pemaknaan tanpa henti
Semak-belukar ini tak akan mampu mengurungku, karena aku bebas dalam pikiran, dan dengan itu aku tak terbataskan
Aku tak menaruh harapan pada keindahan dan pun aku tidak menghindari kubangan
Aku mengiyakan segala hal dan kejadian – sebuah perjuangan berat untuk tidak jatuh ke dalam jurang kepercayaan
Kerelaan dan keberanian menjadi bekal utama dalam petualangan yang melelahkan, bahwa semua paradoks ini sejatinya adalah realitas subjektif yang akan kembali kepada ‘aku’
Fajar sudah tiba, aku harus bergegas melanjutkan perjalanan. Semoga isi catatan ini tidak dipahami sebagaimana mestinya. Atau, jika iya, pesanku hanya satu: teruslah berjalan